BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumberdaya alam yang begitu melimpah dan
tersebar di seluruh pelosok tanah air merupakan modal dasar yang sangat
berharga untuk dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam pembangunan. Eksploitasi
sumberdaya mineral merupakan salah satu alternatif dalam meningkatkan
pendapatan negara. Salah satu tindakan atau langkah yang dapat dilakukan adalah
dengan meningkatkan produksi sumberdaya alam yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia khususnya di bidang pertambangan. (Supratman, Agustus 2017)
Eksplorasi
merupakan bagian dari kegiatan pertambangan, dimana kegiatan pertambangan
dimulsi dari propeksi, eksplorasi, evaluasi, penambangan, pengolahan,
ekstraksi, dan pemasaran sampai reklamasi. Seluruh kegiatan tersebut dilakukan
bergantung pada jenis bahan galian, pemakaian bahan galian tersebut dan
permintaan pasar.
Tahapan
kegiatan eksplorasi biasanya dilakukan berbeda setiap jenis endapan mineralnya
dan bahkan untuk endapan mineral yang sama sekalipun. Ini dikarenakan adanya
perbedaan penekanan pada tahap-tahap eksplorasi yang dilakukan pada jenis
endapan tertentu, kepentingan masing-masing, serta kondisi geologi dan endapan
mineral itu sendiri.
Metode
penelitian yang digunakan adalah metode analisis data kuantitatif, dengan
melakukan perhitungan dan analisis kinerja mesin bor dalam pemboran eksplorasi.
Adapun data yang digunakan yaitu data waktu pemboran, waktu pemasangan alat,
kedalaman pemboran, jenis alat bor, spesifikasi alat bor dan target produksi
lubang ledak. Berdasarkan hal tersebut
maka penulis mengangkat judul ” PRODUKTIVITAS
KINERJA MESIN BOR UNTUK EKSPLORASI DI PT. SUMBAWA JUTA RAYA KECAMATAN ROPANG
KABUPATEN SUMBAWA BESAR ” untuk melihat kelancaran pemboran dalam memenuhi
target pemboran eksplorasi di daerah penelitian.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pemilihan judul oleh penulis
adalah:
- Bagaimana kinerja mesin bor
dalam pencapaaian target produksi.
- Apa saja hambatan-hambatan yang
terjadi pada kegiatan pemboran.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
- Untuk mengetahui cara
menghitung dari kinerja mesin bor dalam pencapaian target produksi.
- Untuk mengetahui hambatan-hambatan
yang terjadi pada kegitan pemboran.
1.4
Batasan Masalah
Penelitian ini membahas produktivitas
kenerja mesin bor untuk eksplorasi di PT. Sumbawa Juta Raya. mengetahui kinerja
mesin bor, efesiensi kerja mesin bor serta mengetahui kemampuan mesin bor dalam
pemboran eksplorasi untuk memenuhi target yang telah ditentukan PT. Sumbawa
Juta Raya.
1.5 Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian akan di lakukan di PT.
Sumbawa Juta Raya (SJR) Kecamatan Ropang Kabupaten Sumbawa Besar, pada bulan oktober
2018.
BAB III
DASAR
TEORI
2.1 Pemboran
Kegiatan
pemboran adalah salah satu kegiatan penting dalam sebuah industri pertambangan
salah satunya mineral logam (emas dan tembaga). Pemboran adalah salah satu
metode yang digunakan dalam suatu proses ekplorasi pertambangan. Memberikan
informasi data keadaan bawah tanah melalui garis lubang pemboran. Dari setiap
pemboran biasanya dibuat sebuah laporan pemboran. Dimana, di dalamnya dicatat
dengan cermat material-material apa saja yang telah ditemukan, dan selain itu
juga kecepatan penetrasi dan prilaku batuan terhadap alat pemboran.
Tujuan
utama dari pemboran eksplorasi adalah pengambilan dan merekam data geologi yang
tembus alat bor. Data ini berupa rekaman cacatan hasil pegamatan pada pemboran
eksplorasi dari contoh batuan (core)
yang diambil. Khususnya sifat atau ciri batuan (litologi) serta gejala geologi lainnya. Hal yang perlu diperhatikan
dalam pemboran untuk ekplorasi adalah lokasi mineralisasi yang ekonomis,
merupakan prosedur terpenting dan termahal untuk pembuktian dari semua data,
prediksi dan target pada saat ekplorasi, sehingga pemboran merupakan hal yang
sangat penting dalam sebuah kegiatan eksplorasi. Dalam sejarah penyelidikan
lapangan khususnya pengeboran.
Pemboran
adalah pembuatan lubang ledak eksplorasi yang diameternya relative kecil bila
dibandingkan dengan kedalamanya. Pemboran ini
biasanya dilakukan pada batuan atau formasi batuan dalam rangka
pengumpulan data informasi dan conto (sample).
Tujuan
pemboran secara umum adalah:
1.
Untuk
mengetahui/mempelajari data/informasi geologi (batuan, statigrafi, struktur,
mineralisasi).
2.
Eksplorasi
mineral dan batubara
3.
Kontrol
pertambangan
4.
Keperluan
perhitungan cadangan
5.
Ventilasi
tambang
6.
Geoteknik
7.
Untuk
persiapan eksploitasi bahan tambang
8.
Sebagai
sarana untuk eksplorasi dengan metode lain (geofisika)
9.
Untuk
peledakan
Pelaksanaan
pemboran sangat penting jika kegiatan yang dilakukan adalah untuk menentukakn
zona mineralisasi dari permukaan sebaik mungkin, namun demikian kegiatan
pemboran dapat dihentikan jika telah dapat mengetahui gambaran geologi permuaan
dan mineralisasi bawah permukaan secara menyeluruh.
2.2
Pengenalan Pemboran
Sebelum dipaparkan lebih jauh
tentang metode dan peralatan pemboran, akan diperkenalkan beberapa istilah yang
sering dijumpai dalam operasi pengeboran.
1.
Tipe
pemboran, adalah jenis-jenis proses pengeboran dimana masing-masing tipe
pemboran bisa menerapkan berbagai macam metode pembuatan lubang ledak dan
pembersihan lubang.
2.
Teknik
pembiran, adalah segala sesuatu yang berhubungan pada sebuah tipe pemboran
sehingga proses pemboran menjadi lebih efektif dan efisien. Sebagai conto
seorang ahli bor ika mengunakan metode pemboran putar dengan fluida lumpur,
maka harus selalu mengatue berat jenis lumpur untuk mengontrol keseimbangan
terhadap tekanan formasi.
3.
Metode
pembuatan lubang, adalah prosedur untuk memberaikan material terkonsolidasi
maupun tak terkonsolidasi dalam proses pemboran.
4.
Metode
pembersihan lubang, adalah prosedur untuk membersihkan cutting dari lubang bor.
5.
Metode
penyetabilan lubang, adalah prosedur untuk mejaga lubang bor tetap terbuka,
mencegh terjadinya gua-gua atau terjadinya reruntuhan dinding lubang bor.
2.3 Sistem Klarifikasi Metode Pemboran
Klarifikasi pemboran dapat
didasarkan pada beberapa bagian proses pemboran, diantaranya berdasarkan:
2.3.1 Metode pemboran lubang
Pembuatan lubang juga termasuk
pembersiahn pecahan dan materi tak terkonsolidasi dari bawah mata bor, sehingga
pemberaian dapat terus berlangsung. Pembuatan lubang dapat berupa proses
mekanik atau pun proses-proses yang lain. Metode-metode pembuatan lubang
berdasrkan pemberaian mekanik adalah:
a.
Pemboran
cable tool
b.
Pemboran
putar auger
c.
Pemboran
putar
d.
Pemboran
top hole hammer
e.
Pemboran
putar down hole hammer
f.
Pemboran
putar slim hole
2.3.2 Kedalaman dan ukuran lubang ledak
Tipe pemboran harus sesuai dengan
ukuran lubang bor yang diinginkan. Sebagai contoh bor auger dengan tangan hanya
dapat melakukan pemboran pada beberapa meter kedalaman dan ukuran lubang yang kecil. Beberapa tipe pemboran dapat
diaplikasikan pada rentang ukuran lubang bor tertentu.
a. Mesin bor-hydrolik
Pada mesin bor-hydrolik, pembebanan pada mata bor
terutama diatur oleh sistem Hyrolik yang terdapat pada unit mesin bor,
disamping beban yang berasal dari berat stang bor dan mata bor. Cara kerja dari
jenis mesin bor ini adalah mengkombinasikan tekanan hydrolik, stang bor dan
putaran mata bor di atas formasi batuan. Formasi batuan yang tergerus akan terbawa
oleh fluida bor ke permukaan melalui rongga anulus atau melalui rongga stang
bor yang bergantung pada sistem sirkulasi fluida bor yang digunakan. Adapun
contoh mesin bor-hyrolik adalah:
1.
Top
drive
Unit pemutar pada jenis ini bergerak turun naik pada
menara, tenaganya berasal dari unit transmisi hydrolik yang digerakkan oleh
pompa. Penetrainya dapat berlangsung sepanjang stang bor yang dipakai (umumnya
sepanjang 3,6m - 9m) sehingga mempunyai kinerja yang paling baik.
2.
Spindle
Pada jenis ini pemutarannya bersifat statis, kemajuan
pemboran sangat dipengaruhi oleh panjang spindle (umumnya antara 60 m – 100 m),
dan tekanan hydrolik yang dibutuhkan.
3.
Rods
Pipa banyak digunakan pada bagian-bagian alat pemboran
atau aktivitas kontruksi sumur. Tujuan dari rangkaian pipa pemboran adalah
meneruskan atau mentransmit tenaga mekanik, Hydrolik
Power dan Weight On Bit.
4.
Casing
Casing adalah pipa yang digunakan untuk mempertahankan
lubang bor tetap terbuka (tidak runtuh/collapse)
setelah tahap pemboran atau pada kontruksi sumur air dan minyak. Disamping itu
casing juga digunakannuntuk melindungi peralatan pemboran dari
gangguan-gangguan.
Terdapat
dua tipe untuk menggunakan pipa casing, yaitu:
a.
Tipe
flush joint, dimana penghubung antara pipa satu dengan pipa lainnya dilakukan
secara langsung.
b.
Tipe
flush coupledd, dimana penghubung antara pipa satu dengan pipalainnya
menggunakan sebuah coupling.
5.
Corel
barrel
Correl barel adalah pipa yang digunakan untuk membungkus
inti (core) dari kegiatan pemboran putar. Dengan core barrel maka inti bor akan
dapat dibawa ke permukaan sehingga bisa dilakukan pengamatan dan analisis yang
jauh lebih baik dari pada cutting. Pembahasan mengenai core barrel selanjutnya
akan dijelaskan secara detil pada bagian tipe pemboran putar.
6.
Mata
bor
Mata bor merupakan salah satu komponen dalam pemboran
yang digunakan khususnya sebagai alat pembuat lubang (hole making tool). Gaya
yang berkerja pada bit agar bit dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan
secara garis besar terbagi atas dua mcam yaitu gaya dorong (tekan) dan gaya
putar. Keefektifan penetraasi yang dilakukanpada pengeboran tergantung pada
kedua gaya jenis ini. Gaya dorong dapat dihasilkan melalui tumbukan yang
dilakukan pada pemboran tumbuk (precussive drilling), pemuatan bit, (bit loading), dan tekanan dibawah permukaan (down
pressure). Gaya putar dapt diahasilkan pada mekanisme pemboran putar (rrotary
drilling) dengan bantuan mesin putar mekanik yang dapatt memutar bit (setelah
ditransmisikan oleh stang bor) dan dengan bantuan gaya dorong statik yang
secara tidak langsung turut menunjang gaya-gaya tersebut di atas misalnya berat
dari stang bor dan berat rig.
a.
Rod
holder
Alat ini digunakan untuk menepit stang bo pada saat
penganggkatan atau penurunan.
b.
Snatch
block
Alat
ini diletakkan di puncak menara pemboran dan digunakan untuk mengangkat dan
menurunkan stang bor, core barrel, dan mata bor. Pada kenyataan beban yang
diangkat atau diturunkan itu terlalu berat, oleh karena itu digunakan crown
block atau traveling block untuk membantu proses pengangkatan dan penurunaan.
c.
Traveling
block
Alat
ini digunakan bersama dua/tiga buah kabel untuk menganggakat atau menurunkan
peralatan pemboran.
d.
Crown
block
Crown
block diletakkan di bagian atas menara dan umumnya digunakan untuk menganggakat
dan menurunkan peralatan pemboran.
e.
Lowering
iron
Alat
ini digunakan pada pemboran dangkal untuk menurunkan stang bor secara cepat.
Satang bor yang cocok ukurannya: 33,5 mm, 40,5 mm.
f.
Come
along
Alat
ini digunakan untuk menurunkan stang bor dan digunakan pada pemboran dangkal.
Peralatan pelengkap untuk memancing rangkaian bor yang terlepas atau terjepit
dalam lubang.
g.
Rod
cooupling tap
Alat
ini digunakan untuk mengeluarkan batang bor yang rusak dan dibiarkan tertinggal
dalam lubang bor untuk suatu alasan.
h.
Rod
inside tap-rod outside tap
Alat
ini berfungsi hampir mirip dengan rod coupling tap.
i.
Casing
tap-core barrel tap
Alat
ini digunakan untuk mendapatkan casing tube/core barrel yang tertinggal di
lubang bor.
j.
Rod
band
Alat
ini digunakan untuk menjepit batang bor yang tertinggal di lubang bor.
k.
Knocking
block
Alat
inidigunakan untuk menerima pengaruh pada saat hammering untuk melindungi
peralatan bor.
l.
Drive
hammer with chain
Alat
ini digunakan untuk hammering ketika peralatan bor mengalami kemacetan.
m.
Pipe
pulling jack
Alat
ini digunakan untuk mengangkat peralatan bor, menpunyai dua tipe yaitu:
hydraulic type dan screw type
n.
Menara
Terdapat
dua tipe menara yang biasa digunakan dalam pemboran yaitu: derrick, digunakan
untuk pemboran tegak dan ripod, digunakan untuk pemboran miring.
o.
Parmalee
wrench
Alat
ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa-pipa yang kecil, seperti kawat
core barrel tanpaa merusak tabung.
p.
Pipe
wrench
Alat
ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa seperti stang bor, coore
barrel, dan lain-lain.
q.
Super
tong
alat
ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa-pipa dengan ukuran besar
dengan diameter berukuran di atas 100 mm.
2.4 Sistem Pemboran Secara Mekanik (Mechanical Drilling)
Mechanicak Drilling merupakan
operasi pemboran yang peralatan pemborannya digerakkan secara mekanis sehinggal
operator pemboran dapat mengendalikan semua parameter pemboran lebih mudah.
Peralatan pemboran ini disangga di atas permukaan tanah. Komponen utamanya pada
mechanical drilling adalah.
a.
Mesin
(sumber energi mekanik)
b.
Batang
Bor(mentranmisikan energi mekanik)
c.
Mata
Bor (menggunakan energi mekanik untuk menembus batuan)
d.
Flushing
(membersikan lubang bor dari cutting)
2.4.1 Metode pemboran rotary drilling
Rotary Drilling adalah metode pemboran yang menggunakan
aksi putaran untuk melakukan penetrasi terhadap batuan. Pada metode ini ada dua
jenis mata bor, yaitu Tricone bit dengan hasil penetrasinya berupa gerusan dan
drag bit dengan hasil penetrasinya berupa potongan (cutting).
2.4.2 Metode pemboran percussive drilling
Percussive drill adalah metode pemboran yang menggunakan
aksi tumbukan untuk melakukan penetrasi terhadap batuan. Komponen utama
pecussive drilling adalah piston. Energi tumbukan piston diteruskan ke batang
bor dan mata bor dalam bentuk gelombang kejut yang bergerak sepanjang batang
bor untuk meremukkan batuan.
2.5 Kinerja mesin bor
2.5.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mesin bor
Kinerja mesin bor dipengaruhi oleh faktor-faktor sifat
batuan yang di bor, rock drillability, geometri pemboran, umur dan kondisi
mesin bor, dan keterampilan operator.
a.
Sifat
batuan
Sifat batuan yang berpengaruh pada penetrasi dan sebagai
konsekuensi pada pemilihan metode pemboran yaitu : kekerasan, kekuatan,
elastisitas, plastisitas, abrasivitas, tekstur, struktur, dan karateristik
pembongkaran.
b.
Kekerasan
Kekerasan adalah daya tahan permukaan batuan terhadap
goresan. Batuan yang keras akan memerlukan energi yang besar untuk
menghancurkannya. Pada umumnya batuan yang keras mempunyai kekuatan yang besar
pula. Kekerasan batuan diklasifikasikan dengan sklala Fredrich Van Mohs (1882).
c.
Kekuatan
(strength)
Kekuatan mekanik suatu batuan merupakan daya tahan batuan
terhadap gaya dari luar, baik bersifat static maupun dinamik. Kekuatan batuan
dipengaruhi oleh komposisi mineralnya, terutama kandungan kuarsa. Batuan yang
kuat memerlukan energi yang besar untuk menghancurkannya.
Tabel. 2.1 kekerasan dan kekuatan
klasifikasi
|
Skala mohs
|
Kuat tekan batuan (Mpa)
|
Sangat keras
|
+7
|
+200
|
Keras
|
6 – 7
|
120 – 200
|
Sedang
|
4,5 – 6
|
60 – 120
|
Cukup lunak
|
3 – 4,5
|
30 – 60
|
Lunak
|
2 – 3
|
10 – 30
|
Sangat lunak
|
1 - 2
|
-10
|
d.
Kecepatan
rambat gelombang seismik
Batuan yang masih mempunyai kecepatan rambat gelombang
yang besar. Pada umumnya batuan yang mempunyai kecepatan rambat gelombang yang
besar akan mempunyai bobot isi dan kekuatan yang besar pula sehingga sangat
mempengaruhi pemboran.
e.
Abrasivitas
Abrasivitas adalah sifat batuan yang dapat digores oleh
batuan lain yang lebih keras. Sifat ini dipengaruhi oleh kekerasan butiran batuan,
bentuk butir, ukuran butir, porositas batuan, dan sifat heterogenitas batuan.
f.
Tekstur
Tekstur batuan dipengaruhi oleh struktur butiran mineral
yang menyusun batuan tersebut. Ukuran butir mempunyai pengaruh yang sama dengan
bentuk batuan, porositas batuan, dan sifat-sifat batuan lainnya. Semua aspek
ini berpengaruh dalam keberhasilan opersi pemboran.
g.
Elastisitas
Sifat elastisitas batuan dinyatakan dengan modulus
elastisitasatau modulus Young. Modulus elastisitas batuan bergantung pada
komposisi mineral dan porositasnya. Umumnya batuan dengan elastisitas yang
tinggi memerlukan energi yang besar untuk mengahancurkannya.
h.
Drilabilitas
batuan (drillability of rock)
Drilabilitas batuan adalah kecepatan penetrasi rata-rata
mata bor terhadap batuan. Nilai drilabilitas ini diperoleh dari hasil pengujian
terhadap toughness berbagai tipe batuan oleh Sievers dan Furby. Hasil pengujian
mereka memperlihatkan kesamaan nilai penetration speed dan net penetration rate
untuk tipe batuan yang sejenis.
2.6 Analisis Data
Dimana pada tahap
analisis data, data yang dianalisis yaitu cycle
time, efisiensi kerja dan kecepatan pemboran. Setelah semua perhitungan
dilakukan selanjutnya menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi cycle time,
efisiensi kerja dan kecepatan pemboran berdasarkan hasil perhitungan dan
membandingkannya dengan hasil pengamatan langsung di lapangan (Supratman,
Agustus 2017) .
Adapun tahapan analisis data sebagai berikut:
a.
Estimasi
produksi mesin bor
Waktu
edar (cycle time)
Waktu
edar yang dibutuhkan untuk membuat satu lubang.
Ct
= Bt + St + At +
Dt.............................................................................................(1)
Keterangan:
Ct = waktu edar (menit)
Bt = waktu pemboran (menit)
St = waktu menyambung batang bor (menit)
At = aktu melepas batang bor (menit)
Dt = waktu untuk mengatsi hambatan (menit)
b.
Efesiensi
kerja
Efesiensi kerja adalah perbandingan antara waktu kerja
produktiff dengan waktu kerja yang terjadwal dan dinyatakan dalam persen. Waktu
produktif adalah waktu yang digunakan untuk kerja pemboran. Jadi efesiensi
kerja dapat dinyatakan:
c.
Kecepatan
pemboran rata-rata (drilling speeds)
Kecepatan pemboran terdiri dari definisi drilling rate, merupakan kemampuan alat
bor untuk menembus formasi dengan perbandingan kedalaman lubang bor yang
dicapai terhadap waktu yang diperlukan untuk membuat lubang bor, tanpa
memperhitungkan waktu untuk mengatasi hambatan.
Keterangan:
DR = kecepatan
pemboran rata-rata
Kedalaman = kedalaman lubang bor
Waktu total = waktu dimulai dan
berakhir pemboran
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Persiapan
Tahap awal yang dilakukan untuk
mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang, baik yang bersifat sebagai dasar
penelitian maupun yang bersifat sebagai pendukung dan referensi yang berkaitan
dengan Produktivitas Kinerja Mesin Bor Untuk Ekplorasi Di
Pt. Sumbawa Juta Raya Kecamatan Ropang Kabupaten Sumbawa Besar.
3.2 Pengambilan Data
Dari
hasil data yang diperoleh dari pengamatan secara langsung yang di terapkan
dalam perusahaan dengan wawancara kepada orang yang ahli atau yang mengerti
tentang mesin bor. Dengan mengetahui efesiensi kerja mesin tersebut
dapat diketahui sejauh mana cara kerja dan fakto-faktor yang mempengaruhi mesin
bor untuk eksplorasi yang di terapkan oleh PT. Sumbawa Juta Raya. Dari
efesiensi kerja mesin bor yang kita dapatkan dari perusahaan maka kita bisa
mengetahui sejauh mana produktivitas kenerja mesin bor untuk eksplorasi yang
diterapkan pada PT. Sumbawa Juta Raya sebagai berikut :
a) Pengamatan langsung
Adalah
pengamatan secara langsung dilapangan dengan mendata cycle time mesin bor dilapangan
dan hambatan-hambatan yang terjadi pada kegiaatan pemboran.
b) Wawancara
Adalah
mewancarahi atau tanya jawab dengan pihak karyawan yang mengetahui tentang
sistem kerja mesin bor dilapangan.
c)
Evaluasi data
Adalah
mengevaluasi hasil-hasil dari data yang didapatkan dilapangan dengan pengamatan
langsung dan wawancara, kemudian kita mengetahui cycle time atau efesiensi kinerja mesin bor dalam pencapaian target
produksi dengan standar yang telah ditentukan oleh PT. Sumbawa Juta Raya (SJR).
3.3 Pengolahan Data
Data yang telah didapat kemudian dikumpulkan dan
dikelompokkan menurut urutan kegiatan, kemudian diolah dan diteliti sehingga
akan disajikan dalam bentuk laporan,
tabel, atau grafik, setelah itu akan didapat rumusan-rumusan, antara
lain untuk mengetahui :
a. Mengetahui
cara menghitung dari kinerja mesin bor dalam pencapaian target produksi..
b. Mengetahui
hambatan-hambatan yang terjadi pada
kegitan pemboran.
3.4 Analisis Hasil Pengolahan Data
Analisis terhadap berbagai data dilakukan secara
kuantitatif dan kualitatif gunamemperoleh kesimpulan sementara yang selanjutnya
dapat dipergunakan untuk analisis lebih lanjut dalam membuat saran.
3.5 Bagan Alir Penelitian
Data yang telah dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif selanjutnya disusun secara sistematis agar
didapatkan kesimpulan dan
dibuatkan saran. (Gambar.1 Bagan Alir Kegiatan)
3.6 Rencana
Jadwal Kegiatan
Praktek
kerja lapangan (PKL) akan dilakukan di PT. Sumbawa Juta Raya (SJR) yang di
mulai sesuai dengan yang sudah dijadwalkan oleh pihak prusahaan. Dengan
perincian kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi (Tabel.1 Rencana Jadwal
Kegiatan)
3.7 Perencanaan
Peserta
praktek kerja lapangan ini adalah mahasiswa Program Studi Teknologi
Pertambangan Universitas Muhammadiyah Mataram.
Nama : Muhammad Bima Saputra
Gmail : sbima2145@gmail.com
Data Primer:
1.
Dokumen mesin bor
2.
Wawancara
3.
Data pencapaian produksi mesin bor
4.
Data hambatan pemboran
5.
|
Gambar 1. Bagan Alir Kegiatan
Tabel 3.2. Rencana Jadwal Kegiatan
N0
|
TAHAPAN
|
Tahun 2018
|
|||||||||||||||
Bulan pertama
|
Bulan kedua
|
Bulan ketiga
|
Bulan keempat
|
||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Tahapan persiapan
|
||||||||||||||||
Studi literatur
|
|||||||||||||||||
Pengambilan data
dilapangan
|
|||||||||||||||||
2
|
Tahapan penulisan
laporan
|
||||||||||||||||
Penyusunan
|
|||||||||||||||||
Konsultasi
|
|||||||||||||||||
3
|
Persentasi
|
||||||||||||||||
Pendadaran
|
|||||||||||||||||
Perbaikan
|
|||||||||||||||||
4
|
Penjilitan dan
penggandaan
|
File nya ada mas
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusboleh minta filenya bang...?
BalasHapusGak bisa ke copy lewat blog ini?
Hapus