Rabu, 27 Februari 2019

PRODUKTIVITAS KINERJA MESIN BOR UNTUK EKSPLORASI (CONTOH PROPOSAL)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
 Sumberdaya alam yang begitu melimpah dan tersebar di seluruh pelosok tanah air merupakan modal dasar yang sangat berharga untuk dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam pembangunan. Eksploitasi sumberdaya mineral merupakan salah satu alternatif dalam meningkatkan pendapatan negara. Salah satu tindakan atau langkah yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan produksi sumberdaya alam yang dimiliki oleh bangsa Indonesia khususnya di bidang pertambangan. (Supratman, Agustus 2017)
Eksplorasi merupakan bagian dari kegiatan pertambangan, dimana kegiatan pertambangan dimulsi dari propeksi, eksplorasi, evaluasi, penambangan, pengolahan, ekstraksi, dan pemasaran sampai reklamasi. Seluruh kegiatan tersebut dilakukan bergantung pada jenis bahan galian, pemakaian bahan galian tersebut dan permintaan pasar.
Tahapan kegiatan eksplorasi biasanya dilakukan berbeda setiap jenis endapan mineralnya dan bahkan untuk endapan mineral yang sama sekalipun. Ini dikarenakan adanya perbedaan penekanan pada tahap-tahap eksplorasi yang dilakukan pada jenis endapan tertentu, kepentingan masing-masing, serta kondisi geologi dan endapan mineral itu sendiri.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis data kuantitatif, dengan melakukan perhitungan dan analisis kinerja mesin bor dalam pemboran eksplorasi. Adapun data yang digunakan yaitu data waktu pemboran, waktu pemasangan alat, kedalaman pemboran, jenis alat bor, spesifikasi alat bor dan target produksi lubang ledak. Berdasarkan hal tersebut maka penulis mengangkat judul ” PRODUKTIVITAS KINERJA MESIN BOR UNTUK EKSPLORASI DI PT. SUMBAWA JUTA RAYA KECAMATAN ROPANG KABUPATEN SUMBAWA BESAR ” untuk melihat kelancaran pemboran dalam memenuhi target pemboran eksplorasi di daerah penelitian.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pemilihan judul oleh penulis adalah:
  1. Bagaimana kinerja mesin bor dalam pencapaaian target produksi.
  2. Apa saja hambatan-hambatan yang terjadi pada kegiatan pemboran.

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
  1. Untuk mengetahui cara menghitung dari kinerja mesin bor dalam pencapaian target produksi.
  2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi pada kegitan pemboran.

1.4 Batasan Masalah
      Penelitian ini membahas produktivitas kenerja mesin bor untuk eksplorasi di PT. Sumbawa Juta Raya. mengetahui kinerja mesin bor, efesiensi kerja mesin bor serta mengetahui kemampuan mesin bor dalam pemboran eksplorasi untuk memenuhi target yang telah ditentukan PT. Sumbawa Juta Raya.
1.5 Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian akan di lakukan di PT. Sumbawa Juta Raya (SJR) Kecamatan Ropang Kabupaten Sumbawa Besar, pada bulan oktober 2018.




BAB III
DASAR TEORI

2.1 Pemboran
Kegiatan pemboran adalah salah satu kegiatan penting dalam sebuah industri pertambangan salah satunya mineral logam (emas dan tembaga). Pemboran adalah salah satu metode yang digunakan dalam suatu proses ekplorasi pertambangan. Memberikan informasi data keadaan bawah tanah melalui garis lubang pemboran. Dari setiap pemboran biasanya dibuat sebuah laporan pemboran. Dimana, di dalamnya dicatat dengan cermat material-material apa saja yang telah ditemukan, dan selain itu juga kecepatan penetrasi dan prilaku batuan terhadap alat pemboran.
            Tujuan utama dari pemboran eksplorasi adalah pengambilan dan merekam data geologi yang tembus alat bor. Data ini berupa rekaman cacatan hasil pegamatan pada pemboran eksplorasi dari contoh batuan (core) yang diambil. Khususnya sifat atau ciri batuan (litologi) serta gejala geologi lainnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemboran untuk ekplorasi adalah lokasi mineralisasi yang ekonomis, merupakan prosedur terpenting dan termahal untuk pembuktian dari semua data, prediksi dan target pada saat ekplorasi, sehingga pemboran merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah kegiatan eksplorasi. Dalam sejarah penyelidikan lapangan khususnya pengeboran.
            Pemboran adalah pembuatan lubang ledak eksplorasi yang diameternya relative kecil bila dibandingkan dengan kedalamanya. Pemboran ini  biasanya dilakukan pada batuan atau formasi batuan dalam rangka pengumpulan data informasi dan conto (sample).
Tujuan pemboran secara umum adalah:
1.     Untuk mengetahui/mempelajari data/informasi geologi (batuan, statigrafi, struktur, mineralisasi).


2.     Eksplorasi mineral dan batubara
3.     Kontrol pertambangan
4.     Keperluan perhitungan cadangan
5.     Ventilasi tambang
6.     Geoteknik
7.     Untuk persiapan eksploitasi bahan tambang
8.     Sebagai sarana untuk eksplorasi dengan metode lain (geofisika)
9.     Untuk peledakan
Pelaksanaan pemboran sangat penting jika kegiatan yang dilakukan adalah untuk menentukakn zona mineralisasi dari permukaan sebaik mungkin, namun demikian kegiatan pemboran dapat dihentikan jika telah dapat mengetahui gambaran geologi permuaan dan mineralisasi bawah permukaan secara menyeluruh.
2.2 Pengenalan Pemboran
            Sebelum dipaparkan lebih jauh tentang metode dan peralatan pemboran, akan diperkenalkan beberapa istilah yang sering dijumpai dalam operasi pengeboran.
1.     Tipe pemboran, adalah jenis-jenis proses pengeboran dimana masing-masing tipe pemboran bisa menerapkan berbagai macam metode pembuatan lubang ledak dan pembersihan lubang.
2.     Teknik pembiran, adalah segala sesuatu yang berhubungan pada sebuah tipe pemboran sehingga proses pemboran menjadi lebih efektif dan efisien. Sebagai conto seorang ahli bor ika mengunakan metode pemboran putar dengan fluida lumpur, maka harus selalu mengatue berat jenis lumpur untuk mengontrol keseimbangan terhadap tekanan formasi.
3.     Metode pembuatan lubang, adalah prosedur untuk memberaikan material terkonsolidasi maupun tak terkonsolidasi dalam proses pemboran.
4.     Metode pembersihan lubang, adalah prosedur untuk membersihkan cutting dari lubang bor.
5.     Metode penyetabilan lubang, adalah prosedur untuk mejaga lubang bor tetap terbuka, mencegh terjadinya gua-gua atau terjadinya reruntuhan dinding lubang bor.

2.3 Sistem Klarifikasi Metode Pemboran
            Klarifikasi pemboran dapat didasarkan pada beberapa bagian proses pemboran, diantaranya berdasarkan:

2.3.1 Metode pemboran lubang
            Pembuatan lubang juga termasuk pembersiahn pecahan dan materi tak terkonsolidasi dari bawah mata bor, sehingga pemberaian dapat terus berlangsung. Pembuatan lubang dapat berupa proses mekanik atau pun proses-proses yang lain. Metode-metode pembuatan lubang berdasrkan pemberaian mekanik adalah:
a.      Pemboran cable tool
b.     Pemboran putar auger
c.      Pemboran putar
d.     Pemboran top hole hammer
e.      Pemboran putar down hole hammer
f.      Pemboran putar slim hole

2.3.2 Kedalaman dan ukuran lubang ledak
            Tipe pemboran harus sesuai dengan ukuran lubang bor yang diinginkan. Sebagai contoh bor auger dengan tangan hanya dapat melakukan pemboran pada beberapa meter kedalaman dan ukuran lubang  yang kecil. Beberapa tipe pemboran dapat diaplikasikan pada rentang ukuran lubang bor tertentu.
a.      Mesin bor-hydrolik
Pada mesin bor-hydrolik, pembebanan pada mata bor terutama diatur oleh sistem Hyrolik yang terdapat pada unit mesin bor, disamping beban yang berasal dari berat stang bor dan mata bor. Cara kerja dari jenis mesin bor ini adalah mengkombinasikan tekanan hydrolik, stang bor dan putaran mata bor di atas formasi batuan. Formasi batuan yang tergerus akan terbawa oleh fluida bor ke permukaan melalui rongga anulus atau melalui rongga stang bor yang bergantung pada sistem sirkulasi fluida bor yang digunakan. Adapun contoh  mesin bor-hyrolik adalah:
1.     Top drive
Unit pemutar pada jenis ini bergerak turun naik pada menara, tenaganya berasal dari unit transmisi hydrolik yang digerakkan oleh pompa. Penetrainya dapat berlangsung sepanjang stang bor yang dipakai (umumnya sepanjang 3,6m - 9m) sehingga mempunyai kinerja yang paling baik.
2.     Spindle
Pada jenis ini pemutarannya bersifat statis, kemajuan pemboran sangat dipengaruhi oleh panjang spindle (umumnya antara 60 m – 100 m), dan tekanan hydrolik yang dibutuhkan.
3.     Rods
Pipa banyak digunakan pada bagian-bagian alat pemboran atau aktivitas kontruksi sumur. Tujuan dari rangkaian pipa pemboran adalah meneruskan atau mentransmit tenaga mekanik, Hydrolik Power dan Weight On Bit.
4.     Casing
Casing adalah pipa yang digunakan untuk mempertahankan lubang bor tetap terbuka (tidak runtuh/collapse) setelah tahap pemboran atau pada kontruksi sumur air dan minyak. Disamping itu casing juga digunakannuntuk melindungi peralatan pemboran dari gangguan-gangguan.
Terdapat dua tipe untuk menggunakan pipa casing, yaitu:
a.      Tipe flush joint, dimana penghubung antara pipa satu dengan pipa lainnya dilakukan secara langsung.
b.     Tipe flush coupledd, dimana penghubung antara pipa satu dengan pipalainnya menggunakan sebuah coupling.
5.     Corel barrel
Correl barel adalah pipa yang digunakan untuk membungkus inti (core) dari kegiatan pemboran putar. Dengan core barrel maka inti bor akan dapat dibawa ke permukaan sehingga bisa dilakukan pengamatan dan analisis yang jauh lebih baik dari pada cutting. Pembahasan mengenai core barrel selanjutnya akan dijelaskan secara detil pada bagian tipe pemboran putar.
6.     Mata bor
Mata bor merupakan salah satu komponen dalam pemboran yang digunakan khususnya sebagai alat pembuat lubang (hole making tool). Gaya yang berkerja pada bit agar bit dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan secara garis besar terbagi atas dua mcam yaitu gaya dorong (tekan) dan gaya putar. Keefektifan penetraasi yang dilakukanpada pengeboran tergantung pada kedua gaya jenis ini. Gaya dorong dapat dihasilkan melalui tumbukan yang dilakukan pada pemboran tumbuk (precussive drilling), pemuatan bit, (bit loading),  dan tekanan dibawah permukaan (down pressure). Gaya putar dapt diahasilkan pada mekanisme pemboran putar (rrotary drilling) dengan bantuan mesin putar mekanik yang dapatt memutar bit (setelah ditransmisikan oleh stang bor) dan dengan bantuan gaya dorong statik yang secara tidak langsung turut menunjang gaya-gaya tersebut di atas misalnya berat dari stang bor dan berat rig.
a.      Rod holder
Alat ini digunakan untuk menepit stang bo pada saat penganggkatan atau penurunan.
b.     Snatch block
Alat ini diletakkan di puncak menara pemboran dan digunakan untuk mengangkat dan menurunkan stang bor, core barrel, dan mata bor. Pada kenyataan beban yang diangkat atau diturunkan itu terlalu berat, oleh karena itu digunakan crown block atau traveling block untuk membantu proses pengangkatan dan penurunaan.
c.      Traveling block
Alat ini digunakan bersama dua/tiga buah kabel untuk menganggakat atau menurunkan peralatan pemboran.
d.     Crown block
Crown block diletakkan di bagian atas menara dan umumnya digunakan untuk menganggakat dan menurunkan peralatan pemboran.
e.      Lowering iron
Alat ini digunakan pada pemboran dangkal untuk menurunkan stang bor secara cepat. Satang bor yang cocok ukurannya: 33,5 mm, 40,5 mm.
f.      Come along
Alat ini digunakan untuk menurunkan stang bor dan digunakan pada pemboran dangkal. Peralatan pelengkap untuk memancing rangkaian bor yang terlepas atau terjepit dalam lubang.
g.     Rod cooupling tap
Alat ini digunakan untuk mengeluarkan batang bor yang rusak dan dibiarkan tertinggal dalam lubang bor untuk suatu alasan.
h.     Rod inside tap-rod outside tap
Alat ini berfungsi hampir mirip dengan rod coupling tap.
i.       Casing tap-core barrel tap
Alat ini digunakan untuk mendapatkan casing tube/core barrel yang tertinggal di lubang bor.
j.       Rod band
Alat ini digunakan untuk menjepit batang bor yang tertinggal di lubang bor.
k.     Knocking block
Alat inidigunakan untuk menerima pengaruh pada saat hammering untuk melindungi peralatan bor.
l.       Drive hammer with chain
Alat ini digunakan untuk hammering ketika peralatan bor mengalami kemacetan.
m.   Pipe pulling jack
Alat ini digunakan untuk mengangkat peralatan bor, menpunyai dua tipe yaitu: hydraulic type dan screw type
n.     Menara
Terdapat dua tipe menara yang biasa digunakan dalam pemboran yaitu: derrick, digunakan untuk pemboran tegak dan ripod, digunakan untuk pemboran miring.
o.     Parmalee wrench
Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa-pipa yang kecil, seperti kawat core barrel tanpaa merusak tabung.
p.     Pipe wrench
Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa seperti stang bor, coore barrel, dan lain-lain.
q.     Super tong
alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa-pipa dengan ukuran besar dengan diameter berukuran di atas 100 mm.

2.4 Sistem Pemboran Secara Mekanik (Mechanical Drilling)
            Mechanicak Drilling merupakan operasi pemboran yang peralatan pemborannya digerakkan secara mekanis sehinggal operator pemboran dapat mengendalikan semua parameter pemboran lebih mudah. Peralatan pemboran ini disangga di atas permukaan tanah. Komponen utamanya pada mechanical drilling adalah.
a.      Mesin (sumber energi mekanik)
b.     Batang Bor(mentranmisikan energi mekanik)
c.      Mata Bor (menggunakan energi mekanik untuk menembus batuan)
d.     Flushing (membersikan lubang bor dari cutting)

2.4.1 Metode pemboran rotary drilling
            Rotary Drilling adalah metode pemboran yang menggunakan aksi putaran untuk melakukan penetrasi terhadap batuan. Pada metode ini ada dua jenis mata bor, yaitu Tricone bit dengan hasil penetrasinya berupa gerusan dan drag bit dengan hasil penetrasinya berupa potongan (cutting).

2.4.2 Metode pemboran percussive drilling
            Percussive drill adalah metode pemboran yang menggunakan aksi tumbukan untuk melakukan penetrasi terhadap batuan. Komponen utama pecussive drilling adalah piston. Energi tumbukan piston diteruskan ke batang bor dan mata bor dalam bentuk gelombang kejut yang bergerak sepanjang batang bor untuk meremukkan batuan.

2.5 Kinerja mesin bor
2.5.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mesin bor
            Kinerja mesin bor dipengaruhi oleh faktor-faktor sifat batuan yang di bor, rock drillability, geometri pemboran, umur dan kondisi mesin bor, dan keterampilan operator.
a.      Sifat batuan
Sifat batuan yang berpengaruh pada penetrasi dan sebagai konsekuensi pada pemilihan metode pemboran yaitu : kekerasan, kekuatan, elastisitas, plastisitas, abrasivitas, tekstur, struktur, dan karateristik pembongkaran.
b.     Kekerasan
Kekerasan adalah daya tahan permukaan batuan terhadap goresan. Batuan yang keras akan memerlukan energi yang besar untuk menghancurkannya. Pada umumnya batuan yang keras mempunyai kekuatan yang besar pula. Kekerasan batuan diklasifikasikan dengan sklala Fredrich Van Mohs (1882).
c.      Kekuatan (strength)
Kekuatan mekanik suatu batuan merupakan daya tahan batuan terhadap gaya dari luar, baik bersifat static maupun dinamik. Kekuatan batuan dipengaruhi oleh komposisi mineralnya, terutama kandungan kuarsa. Batuan yang kuat memerlukan energi yang besar untuk menghancurkannya.

Tabel. 2.1 kekerasan dan kekuatan
klasifikasi
Skala mohs
Kuat tekan batuan (Mpa)
Sangat keras
+7
+200
Keras
6 – 7
120 – 200
Sedang
4,5 – 6
60 – 120
Cukup lunak
3 – 4,5
30 – 60
Lunak
2 – 3
10 – 30
Sangat lunak
1 - 2
-10

d.     Kecepatan rambat gelombang seismik
Batuan yang masih mempunyai kecepatan rambat gelombang yang besar. Pada umumnya batuan yang mempunyai kecepatan rambat gelombang yang besar akan mempunyai bobot isi dan kekuatan yang besar pula sehingga sangat mempengaruhi pemboran.
e.      Abrasivitas
Abrasivitas adalah sifat batuan yang dapat digores oleh batuan lain yang lebih keras. Sifat ini dipengaruhi oleh kekerasan butiran batuan, bentuk butir, ukuran butir, porositas batuan, dan sifat heterogenitas batuan.
f.      Tekstur
Tekstur batuan dipengaruhi oleh struktur butiran mineral yang menyusun batuan tersebut. Ukuran butir mempunyai pengaruh yang sama dengan bentuk batuan, porositas batuan, dan sifat-sifat batuan lainnya. Semua aspek ini berpengaruh dalam keberhasilan opersi pemboran.
g.     Elastisitas
Sifat elastisitas batuan dinyatakan dengan modulus elastisitasatau modulus Young. Modulus elastisitas batuan bergantung pada komposisi mineral dan porositasnya. Umumnya batuan dengan elastisitas yang tinggi memerlukan energi yang besar untuk mengahancurkannya.
h.     Drilabilitas batuan (drillability of rock)
Drilabilitas batuan adalah kecepatan penetrasi rata-rata mata bor terhadap batuan. Nilai drilabilitas ini diperoleh dari hasil pengujian terhadap toughness berbagai tipe batuan oleh Sievers dan Furby. Hasil pengujian mereka memperlihatkan kesamaan nilai penetration speed dan net penetration rate untuk tipe batuan yang sejenis.

2.6 Analisis Data
            Dimana pada tahap analisis data, data yang dianalisis yaitu cycle time, efisiensi kerja dan kecepatan pemboran. Setelah semua perhitungan dilakukan selanjutnya menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi cycle time, efisiensi kerja dan kecepatan pemboran berdasarkan hasil perhitungan dan membandingkannya dengan hasil pengamatan langsung di lapangan (Supratman, Agustus 2017). Adapun tahapan analisis data sebagai berikut:
a.      Estimasi produksi mesin bor
Waktu edar (cycle time)
Waktu edar yang dibutuhkan untuk membuat satu lubang.
Ct = Bt + St + At + Dt.............................................................................................(1)
Keterangan:
      Ct = waktu edar (menit)
      Bt = waktu pemboran (menit)
      St = waktu menyambung batang bor (menit)
      At = aktu melepas batang bor (menit)
      Dt = waktu untuk mengatsi hambatan (menit)
b.     Efesiensi kerja
Efesiensi kerja adalah perbandingan antara waktu kerja produktiff dengan waktu kerja yang terjadwal dan dinyatakan dalam persen. Waktu produktif adalah waktu yang digunakan untuk kerja pemboran. Jadi efesiensi kerja dapat dinyatakan:
c.      Kecepatan pemboran rata-rata (drilling speeds)
Kecepatan pemboran terdiri dari definisi drilling rate, merupakan kemampuan alat bor untuk menembus formasi dengan perbandingan kedalaman lubang bor yang dicapai terhadap waktu yang diperlukan untuk membuat lubang bor, tanpa memperhitungkan waktu untuk mengatasi hambatan.
Keterangan:
DR                   = kecepatan pemboran rata-rata
Kedalaman      = kedalaman lubang bor
Waktu total     = waktu dimulai dan berakhir pemboran







BAB III
METODE PENELITIAN

3.1    Persiapan
Tahap awal yang dilakukan untuk mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang, baik yang bersifat sebagai dasar penelitian maupun yang bersifat sebagai pendukung dan referensi yang berkaitan dengan Produktivitas Kinerja Mesin Bor Untuk Ekplorasi Di Pt. Sumbawa Juta Raya Kecamatan Ropang Kabupaten Sumbawa Besar.
3.2    Pengambilan Data
Dari hasil data yang diperoleh dari pengamatan secara langsung yang di terapkan dalam perusahaan dengan wawancara kepada orang yang ahli atau yang mengerti tentang mesin bor. Dengan mengetahui efesiensi kerja mesin tersebut dapat diketahui sejauh mana cara kerja dan fakto-faktor yang mempengaruhi mesin bor untuk eksplorasi yang di terapkan oleh PT. Sumbawa Juta Raya. Dari efesiensi kerja mesin bor yang kita dapatkan dari perusahaan maka kita bisa mengetahui sejauh mana produktivitas kenerja mesin bor untuk eksplorasi yang diterapkan pada PT. Sumbawa Juta Raya sebagai berikut :
a)     Pengamatan langsung
Adalah pengamatan secara langsung dilapangan dengan mendata  cycle time mesin bor dilapangan dan hambatan-hambatan yang terjadi pada kegiaatan pemboran.
b)     Wawancara
Adalah mewancarahi atau tanya jawab dengan pihak karyawan yang mengetahui tentang sistem kerja mesin bor dilapangan.
c)     Evaluasi data
Adalah mengevaluasi hasil-hasil dari data yang didapatkan dilapangan dengan pengamatan langsung dan wawancara, kemudian kita mengetahui cycle time atau efesiensi kinerja mesin bor dalam pencapaian target produksi dengan standar yang telah ditentukan oleh PT. Sumbawa Juta Raya (SJR).
3.3    Pengolahan Data
Data yang telah didapat kemudian dikumpulkan dan dikelompokkan menurut urutan kegiatan, kemudian diolah dan diteliti sehingga akan disajikan dalam bentuk laporan,  tabel, atau grafik, setelah itu akan didapat rumusan-rumusan, antara lain untuk mengetahui :
a.      Mengetahui cara menghitung dari kinerja mesin bor dalam pencapaian target produksi..
b.     Mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi pada kegitan pemboran.
3.4   Analisis Hasil Pengolahan Data
Analisis terhadap berbagai data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif gunamemperoleh kesimpulan sementara yang selanjutnya dapat dipergunakan untuk analisis lebih lanjut dalam membuat saran.
3.5    Bagan Alir Penelitian
Data yang telah dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif selanjutnya disusun secara sistematis agar didapatkan kesimpulan dan dibuatkan saran. (Gambar.1 Bagan Alir Kegiatan)
3.6       Rencana Jadwal Kegiatan
Praktek kerja lapangan (PKL) akan dilakukan di PT. Sumbawa Juta Raya (SJR) yang di mulai sesuai dengan yang sudah dijadwalkan oleh pihak prusahaan. Dengan perincian kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi (Tabel.1 Rencana Jadwal Kegiatan)
3.7       Perencanaan
Peserta praktek kerja lapangan ini adalah mahasiswa Program Studi Teknologi Pertambangan Universitas Muhammadiyah Mataram.
Nama              : Muhammad Bima Saputra
Gmail              : sbima2145@gmail.com

    


Data Primer:
1.      Dokumen mesin bor
2.      Wawancara
3.      Data pencapaian produksi mesin bor
4.      Data hambatan pemboran



5.       


 











Gambar 1. Bagan Alir Kegiatan
Tabel 3.2. Rencana Jadwal Kegiatan

N0

TAHAPAN


Tahun 2018
Bulan pertama
Bulan kedua
Bulan ketiga
Bulan keempat
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Tahapan persiapan

















Studi literatur

















Pengambilan data dilapangan
















2
Tahapan penulisan laporan

















Penyusunan

















Konsultasi
















3
Persentasi

















Pendadaran

















Perbaikan
















4
Penjilitan dan penggandaan



















4 komentar: