Rabu, 27 Februari 2019

KOMPONEN PEMBENTUK BATUBARA


   Petrologi batubara memberikan dasar untuk pemahaman genesa  sifat-sifat dan arti penting unsur organik di dalam batubara Cook (1982) menjelaskan bahwa  jenis Batubara berhubungan dengan jenis tumbuhan pembentuk batubara dimana dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh diagenesa tingkat awal.   Shierly dalam (Cook 1982) menjelaskan bahwa jenis batubara  merupakan dasar klasifikasi petrografi batubara yang terdiri dari berbagai macam unsur tumbuhan sebagai penyusun batubara dengan kejadian yang berbeda-beda. 
secara mikroskopis bahan-bahan organik pembentuk batubara disebut maseral (maceral) analog dengan mineral dalam batuan. Istilah ini pada awalnya diperkenalkan oleh Topes (1935) dalam buku Stach, dkk. (1982) untuk menunjukkan material terkecil penyusun batubara yang hanya dapat diamati di bawah mikroskop sinar pantul
Maseral dalam batubara dapat dikelompokkan dalam 3grup (kelompok) utama yaitu grup (kelompok) vitrinite (Huminite), liptinit dan inertinit

Pengelompokan ini didasarkan pada bentuk morfologi, ukuran, relief, struktur dalam, komposisi kimia, warna pantulan, intensitas refleksi dan tingkat pembatubaraannya dalam “Coal Petrologi” oleh Stach, dkk. (1982).

¨Pembagiannya maseral mulai dari grup (kelompok) maseral, subgrup maseral dan jenis maseral yang mengacu pada Australian Standard: AS2856 (1985)
a. Grup vitrinit berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mengandung serat kayu,seperti batang, akar, dahan dan serat daun. vitrinite umumnya merupakan bahan penyusun utama batubara (>50%) melalui pengamatan mikroskop refraksi, grup Vitrinit memperlihatkan warna coklat kemerahan sampai gelap, semakin tinggi peringkat batubara semakin gelap warna maseralnya, demikian pula sebaliknya. Melalui pengamatan miskroskop refleksi, grup vitrinit memperlihatkan warna pantul lebih terang, mulai dari abu-abu tua sampai abu-abu terang, semakin tinggi peringkat batubara semakin terang warna pantul yang dihasilkan
b. Grup liptinit

berasal dari organ tumbuhan (ganggang/algae spora, kotak spora, kulit luar (kutikula), getah tanaman (resin) dan serbuk sari/pollen), Grup liptinit memiliki kandungan hidrogen paling banyak dan kandungan karbon paling sedikit bila dibandingkan dengan grup maseral lainnya, di bawah miskroskop refleksi menunjukkan pantulan berwarna abu-abu sampai gelap, mempunyai reflekti1itas rendah dan flouresens tinggi (Teichmueller,  1989).
c.  Grup inertinit
diperkirakan berasal dari tumbuhan yang sudah terbakar (charcoal ) dan sebagian lagi diperkirakan akibat proses oksidasi dari maseral lainnya atau proses  yang disebabkan oleh jamur atau bakteri (proses biokimia). dengan adanya proses tersebut kelompok inertinit memiliki kandungan oksigen relatif tinggi, kandungan hidrogen rendah, dan ratio  O/C  lebih tinggi dari pada grup vitrinit dan liptinit. Grup inertinit memiliki nilai reflektensi tertinggi diantara grup maseral lainnya. dibawah miskroskop refleksi, inertinit memperlihatkan warna abu-abu hingga abu-abu kehijauan, tetapi pada sinar ultra violet tidak menunjukkan flouresens.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar