BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kestabilan lereng tambang terbuka pada
industri pertambangan merupakan salah satu isu penting, hal ini berkaitan
dengan peningkatan produksi perusahaan tambang di Indonesia, akibatnya
perusahaan tambang tersebut melakukan pelebaran dan pendalaman penggalian (Masagus Ahmad
Azizi, 2011)
dalam (Panji Kurnia Wiradani, 2018) . Semakin lebar dan
dalam tambang terbuka tersebut dilakukan penggalian, maka tentunya akan semakin
besar resiko yang akan muncul atau semakin meningkatkan ketidakpastian pada
faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng tambang terbuka tersebut (Panji Kurnia
Wiradani, 2018) .
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kelongsoran lereng mencakup sifat fisik dan mekanik batuan, kondisi air tanah,
karakterisasi massa batuan, struktur yang ada pada batuan serta geometri
lereng. Banyaknya faktor yang mempengaruhi dalam analisis kestabilan suatu
lereng, serta terdapatnya sejumlah ketidakpastian terhadap faktor tersebut,
membuat indikator kestabilan lereng yang digunakan saat ini faktor keamanan
(FK) tidak mampu memberikan desain teoritis yang aman dalam desain praktek
suatu lereng Hal ini terlihat dari beberapa lereng yang diteliti oleh Hoek
& Bray, dimana masih terjadi longsor pada lereng yang memiliki kriteria
faktor keamanan yang dapat diterima serta didapatkan beberapa lereng yang masih
stabil pada kriteria faktor keamanan yang tidak dapat diterima. Atau dengan
kata lain, ada lereng aman longsor dan ada lereng tidak aman tidak longsor (Panji Kurnia
Wiradani, 2018) .
Longsoran
merupakan suatu bencana alam yang sering terjadi pada lereng – lereng alami
maupun buatan kebanyakan longsor tejadi pada saat tekanan air tanah meningkat
yang mengakibatkatkan penurunan kuat geser tanah (c), dan sudut geser dalam (α)
yang menyebabkan kelongsoran (Kornelis Bria, 2017) . Pada saat merancang
suatu tambang terbuka maka dilakukan suatu analisis terhadap kestabilan lereng
yang terjadi karena proses penibunan atau penggalian sehingga dapat memberikan
keamanan pada rancangan tersebut. Stabilitas dari suatu lereng biasanya menjadi
masalah yang membutuhkan perhatian yang lebih bagi kelangsungan operasi penambangan
setiap harinya.
Kajian geoteknik untuk penentuan
geometri lereng meliputi kegiatan pengambilan sample dengan pemboran di
lapangan, pengujian properties tanah
dan batuan di laboratorium, pengolahan data dari lapangan dan labolatorium,
serta analisis komprehensif terhadap seluruh data yang diperoleh (UPNVY, 2010) .
Menurut (Masagus Ahmad Azizi, 2011) , probabilistik
adalah suatu cara untuk menentukan nilai faktor keamanan suatu sistem rekayasa
dengan memperlakukan nilai masukan sebagai variabel acak, dengan demikian nilai
faktor keamanan sebagai rasio antara gaya penahan dan gaya penggerak merupakan
juga variabel acak. Pada proses ini nilai parameter masukan dan faktor keamanan
akan dikarakterisasi distribusi nilai masing-masing. Di samping itu juga
pendekatan ini dapat melihat faktor yang paling mempengaruhi kestabilan lereng
melalui analisis sensitivitas perubahan nilai setiap parameter masukan terhadap
nilai faktor keamanan.
Penentuan sudut kemiringan lereng yang
dapat diterima (acceptable angleof slope) adalah suatu parameter paling
penting dalam perencanaan tambang terbuka. Namun ketidakpastian yang terkait
dengan geometri lereng, sifat fisik dan mekanik batuan, kondisi pembebanan dan
reliabilitas model mengakibatkan proses pemilihan sudut kemiringan lereng yang
sesuai menjadi lebih sulit. Hal menarik dari metode probabilistik adalah
representasi yang eksplisit dari ketidakpastian dalam kajian stabilitas
lereng.Nilai faktor keamanan disain lereng dapat dioptimasi dengan nilai
probabilitas kelongsoran sehingga dapat memberikan tingkat keyakinan terhadap
disain tersebut.
Sebagai
upaya untuk mendapatkan hasil rancangan lereng yang dapat diterima (acceptable) dan dapat diterapkan (applicable) di lapangan, serta mengigat
belum adanya penelitian sebelumnya, maka judul penelitian ini adalah Kajian
Kestabilan Lereng Highwall Berdasarkan
Analisis Probabilitas Di PT.TA Tabang Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi
Kalimantan Timur.
1.2 Identifikasi Masalah
Permasalahan
yang mendasari penelitian ini, sebagai mana disebutkan dalam latar belakang,
antara lain:
1.
Belum adanya
kajian atau studi geoteknik pada daerah penelitian.
2.
Belum adanya
rancangan lereng untuk mendukung dan memberikan penilaian teknis terhadap
rencana penambangan PT.TA
3.
Batuan pada
lokasi penelitian yang tergolong sebagai batuan sedimen, dimana karateristik
batuan turut dipengaruhi oleh cuaca dan air hujan.
1.3 Rumusan masalah
Perumusan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini antara lain:
1.
Bagaimana
desain geometri lereng tunggal (single
slope) yang optimum untuk plan pit
PT.TA?
2.
Bagaimana
desain geometri lereng keseluruhan (overall
slope) yang optimum untuk plan pit
PT.TA?
3.
Dari sejumlah
parameter masukan parameter mana yang paling berpengaruh terhadap kestabilan
rencana lereng penambangan pit PT.TA?
1.4 Batasan Masalah
Karna keterbatasan waktu, kemampuan, dan biaya,maka penelitian dibatasi
hanya pada highwall plan pit PT.TA.
Kestabilan rancangan dianalisis menggunakan batasan-batasan sebagai berikut:
1.
Penelitian
lapangan berlokasi pada titik pengeboran TA17_30GT.
2.
Material
diasumsikan menjadi lapisan penutup (overburden).
3.
Analisis
kestabilan rancangan lereng dilakukan dengan metode Bishop dan dihitung menggunakan bantuan perangkat lunak (software).
4.
Analisis
probabilitas menggunakan metode carlo dengan bentuk fungsi distribusi
probabilitas (PDF/Probability Density
Function) diasumsikan berdasarkan penelitian yang sudah ada sebelumnya.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain:
1.
Memberikan
rekomendasi desain geometri lereng tunggal yang optimum untuk plan pit PT.TA.
2.
Memberikan
rekomendasi desain geometri lereng keseluruhan yang optimum untuk plan pit PT.TA.
3.
Mengetahui
parameter masukan yang paling berpengaruh terhadap kestabilan rencana lereng
penambangan pit PT.TA.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai:
1.
Mendapatkan
rancangan lereng yang stabil untuk memungkinkan dapat dilakukan kegiatan
penambangan.
2.
Data masukan
rancangan tambang dan dasar pengambilan keputusan bagi PT.TA.
3.
Referensi bagi
penelitian sejenis dan dasar penelitian lanjutan.
1.7 Waktu Penelitian
Penelitian
lapangan dilakukan selama kurang lebih 4 bulan yaitu mulai dari tanggal 25
November 2018 sampai 4 april 2019.
1.8 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di PT.TA yang secara administratif lokasi penelitian
berada di Kecematan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan
Timur. Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh melewati jalur transportasi darat,
dari kota Balikpapan ke Kota Tenggarong dengan jarak tempuh kurang lebih 145 km
dan selanjutnya dari Kota Tenggarong menuju Kecematan Tabang dengan jarak
tempuh kurang lebih 90 km (Gambar 1.1)
Gambar 1.1 Peta Kesampaian
Daerah Google Earth (MCS, 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar